Profil Desa Bawang
Ketahui informasi secara rinci Desa Bawang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Bawang, Banjarnegara. Mengupas tuntas letak geografis, potensi pertanian, perikanan, dinamika pemerintahan, dan kehidupan sosial budaya masyarakatnya yang berada di jalur strategis dekat Waduk Mrican dan gerbang menuju Dataran Tinggi D
-
Pusat Agribisnis Strategis
Desa Bawang merupakan simpul penting bagi sektor pertanian dan perikanan di Kecamatan Bawang, didukung oleh lahan subur dan kedekatan dengan infrastruktur vital seperti Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman (Waduk Mrican).
-
Pemerintahan Progresif dan Inovatif
Pemerintahan desa menunjukkan dinamika positif melalui berbagai program pembangunan, digitalisasi layanan, dan prestasi kepala desa di tingkat nasional, yang menandakan adanya visi untuk memajukan wilayah.
-
Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Wisata
Selain pertanian, desa ini memiliki potensi besar dalam pengembangan UMKM berbasis olahan hasil bumi dan agrowisata, memanfaatkan lokasinya yang berdekatan dengan jalur wisata utama.

Desa Bawang, yang sekaligus menjadi ibukota Kecamatan Bawang di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menampilkan wajah sebuah wilayah yang dinamis dan sarat potensi. Berada di lokasi yang strategis, desa ini tidak hanya menjadi pusat administrasi bagi wilayah sekitarnya, tetapi juga merupakan episentrum kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sektor agraris. Dengan dukungan infrastruktur penting dan sumber daya alam yang memadai, Desa Bawang Banjarnegara terus bergerak maju, menyeimbangkan peran tradisionalnya sebagai lumbung pangan dengan visi pembangunan modern yang terencana. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk identitas dan prospek desa ini di masa depan.
Letak Geografis dan Kondisi Administratif
Secara geografis, Desa Bawang terletak pada posisi yang sangat strategis dalam konstelasi wilayah Kabupaten Banjarnegara. Desa ini berfungsi sebagai salah satu gerbang penting yang menghubungkan pusat kabupaten dengan area vital lainnya. Berdasarkan data monografi desa, wilayah Desa Bawang memiliki luas mencapai 287.589 Hektar. Luas ini terbagi ke dalam beberapa penggunaan lahan, mayoritas untuk permukiman penduduk dan lahan pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.
Batas-batas administratif Desa Bawang secara jelas memisahkannya dengan desa-desa tetangga. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan langsung dengan area Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman, yang juga dikenal sebagai Waduk Mrican. Batas sebelah selatan ialah Desa Mantrianom, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Desa Joho dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Bandingan. Keberadaan waduk di sisi utara memberikan pengaruh hidrologis dan iklim mikro yang khas, sekaligus membuka peluang di sektor perikanan air tawar dan pariwisata.
Menurut data kependudukan yang dirilis, jumlah penduduk di Desa Bawang tercatat sebanyak 4.459 jiwa yang tergabung dalam 1.356 Kepala Keluarga (KK). Komposisi penduduknya terdiri dari 2.258 jiwa laki-laki dan 2.201 jiwa perempuan. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk Desa Bawang mencapai sekitar 1.550 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pusat aktivitas dan permukiman yang terkonsentrasi. Jaraknya yang hanya sekitar 9 kilometer dari ibukota Kabupaten Banjarnegara menjadikan desa ini mudah diakses dan terintegrasi dengan baik ke dalam jaringan ekonomi dan sosial kabupaten.
Sejarah dan Latar Belakang Desa
Sejarah Desa Bawang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Kecamatan Bawang sebagai salah satu wilayah penting di Kabupaten Banjarnegara. Nama "Bawang" yang melekat pada desa dan kecamatan ini seringkali diasosiasikan dengan aktivitas pertanian yang telah berlangsung turun-temurun. Meskipun catatan sejarah rinci mengenai asal-usul penamaan desa ini bersifat terbatas, narasi lokal mengindikasikan bahwa wilayah ini sejak dahulu merupakan daerah agraris yang subur, tempat berbagai komoditas pertanian, termasuk kemungkinan jenis bawang-bawangan, dibudidayakan oleh masyarakat.
Peran desa ini menjadi semakin sentral dengan dibangunnya infrastruktur skala besar di dekatnya, yaitu Waduk Mrican pada era tahun 1980-an. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini secara fundamental mengubah lanskap geografis, sosial, dan ekonomi wilayah sekitar, termasuk Desa Bawang. Kehadiran waduk tidak hanya berfungsi untuk irigasi dan pembangkit listrik, tetapi juga menciptakan ekosistem baru yang mendorong berkembangnya perikanan darat dan potensi wisata. Desa Bawang, karena lokasinya yang berbatasan langsung, menjadi salah satu wilayah yang paling merasakan dampak dari pembangunan tersebut.
Dalam perkembangannya, Desa Bawang ditetapkan sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Bawang. Penetapan ini memperkuat posisinya sebagai simpul layanan publik, administrasi, dan pusat koordinasi pembangunan bagi desa-desa lain di sekitarnya. Dinamika sosial masyarakatnya pun berkembang seiring waktu, dari komunitas yang homogen berbasis pertanian menjadi masyarakat yang lebih heterogen dengan beragam profesi, dipengaruhi oleh kemudahan akses dan meningkatnya interaksi dengan wilayah perkotaan.
Potensi Ekonomi: Nadi Kehidupan Masyarakat
Perekonomian Desa Bawang ditopang oleh beberapa sektor utama yang saling berkaitan, dengan pertanian dan perikanan sebagai fondasi utamanya. Keberadaan lahan yang subur serta pasokan air yang terjamin dari sistem irigasi waduk menjadikan desa ini sebagai salah satu sentra produksi pangan yang vital di Kecamatan Bawang. Komoditas yang dibudidayakan sangat beragam, mulai dari padi di lahan sawah hingga berbagai jenis palawija dan sayuran di lahan tegalan. Aktivitas pertanian ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan subsisten, tetapi juga menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga.
Seiring dengan pertanian, sektor perikanan air tawar juga menunjukkan potensi yang sangat besar. Kecamatan Bawang tercatat memiliki area kolam budidaya seluas 121,17 hektar dengan kapasitas produksi mencapai ribuan ton per tahun. Komoditas seperti gurami, lele, dan nila menjadi andalan para peternak ikan. Kedekatan dengan Waduk Mrican memberikan keuntungan ganda, baik sebagai sumber air maupun sebagai lokasi budidaya ikan keramba jaring apung (KJA) bagi sebagian masyarakat. Hasil panen ikan ini diserap oleh pasar lokal di Banjarnegara hingga dipasok ke kota-kota besar lainnya, membuktikan bahwa sektor ini memiliki skala ekonomi yang signifikan.
Selain sektor primer, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) turut menjadi motor penggerak ekonomi desa. UMKM ini bergerak di berbagai bidang, mulai dari pengolahan hasil pertanian seperti keripik dan makanan ringan, hingga usaha kerajinan dan jasa. Sebagai contoh, di Desa Majalengka yang bertetangga, pengembangan olahan singkong menjadi produk bernilai tambah seperti tepung mocaf telah berhasil. Potensi serupa sangat mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut di Desa Bawang, memanfaatkan hasil bumi lokal untuk menciptakan produk unggulan yang memiliki daya saing. Pemerintah desa dan kabupaten terus mendorong pertumbuhan UMKM melalui berbagai program pelatihan dan fasilitasi akses permodalan.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Tata kelola pemerintahan di Desa Bawang dijalankan oleh sebuah tim yang solid, terdiri dari Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, dan didukung oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai representasi masyarakat. Struktur ini bekerja secara sinergis untuk merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa saat ini, Galih Purwandaru, Desa Bawang menunjukkan citra pemerintahan yang inovatif dan berorientasi pada pelayanan publik.
Komitmen terhadap kemajuan desa tecermin dari berbagai prestasi yang berhasil diraih. Salah satu yang paling menonjol yaitu keberhasilan Kepala Desa Bawang menjadi nominator dalam ajang Paralegal Justice Award tingkat nasional. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas perannya dalam menyelesaikan masalah hukum warga di tingkat desa dan mempromosikan kesadaran hukum. Hal ini menandakan adanya kapasitas kepemimpinan yang kuat dan visi untuk menjadikan desa tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga secara sosial dan hukum.
Pemerintah desa juga aktif dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) secara transparan. Berdasarkan data publikasi desa, alokasi anggaran diarahkan pada empat bidang utama: penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, serta penanggulangan bencana dan keadaan mendesak. Realisasi anggaran yang terukur dan dipublikasikan menunjukkan adanya akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa. Selain itu, upaya menuju Smart Village atau Desa Cerdas juga mulai digagas, yang bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, sebuah langkah progresif untuk menghadapi tantangan zaman.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial di Desa Bawang sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih mengakar kuat di tengah masyarakat. Meskipun telah tersentuh modernisasi, tradisi untuk saling membantu dalam berbagai kegiatan, mulai dari acara hajatan hingga kerja bakti membersihkan lingkungan, tetap lestari. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, sehingga kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, perayaan hari besar Islam, dan aktivitas di masjid menjadi pusat interaksi sosial yang penting.
Dalam bidang kebudayaan, masyarakat Desa Bawang aktif melestarikan dan merayakan identitas lokal mereka. Salah satu wujudnya ialah penyelenggaraan acara Kirab Budaya yang diadakan secara rutin, misalnya dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara semacam ini tidak hanya menjadi hiburan bagi warga, tetapi juga berfungsi sebagai media untuk meregenerasi nilai-nilai budaya dan memperkuat rasa kebanggaan sebagai warga Desa Bawang. Berbagai kesenian tradisional dan kreasi kontemporer ditampilkan, menunjukkan kreativitas masyarakat yang dinamis.
Di samping itu, semangat komunitas juga terlihat dari antusiasme warga dalam bidang olahraga. Penyelenggaraan turnamen sepak bola tingkat desa, seperti Sirawa Mandala Football Championship, menjadi ajang yang ditunggu-tunggu. Kegiatan ini berhasil mempererat tali persaudaraan antarwarga dari berbagai dusun dan menjadi sarana positif bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat dan energi mereka. Kehidupan sosial yang harmonis dan kaya akan kegiatan komunal ini menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi pembangunan desa secara keseluruhan.
Tantangan dan Prospek Pembangunan di Masa Depan
Sebagai wilayah yang terus berkembang, Desa Bawang dihadapkan pada serangkaian tantangan yang perlu dikelola dengan baik. Salah satu tantangan utama di sektor pertanian ialah fluktuasi harga komoditas yang dapat memengaruhi pendapatan petani. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman atau area komersial menjadi ancaman laten seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan permintaan lahan. Regenerasi petani juga menjadi isu penting, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik pada pekerjaan di sektor non-pertanian.
Meskipun demikian, prospek pembangunan Desa Bawang di masa depan terlihat sangat cerah. Lokasinya yang strategis di dekat Waduk Mrican dan jalur menuju kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng membuka peluang besar untuk pengembangan sektor pariwisata. Konsep agrowisata yang memadukan keindahan alam, aktivitas pertanian, dan kuliner lokal dapat menjadi daya tarik baru. Pengunjung dapat diajak untuk merasakan pengalaman memanen ikan, belajar menanam padi, atau menikmati hidangan khas di tepi waduk.
Peningkatan nilai tambah produk pertanian dan perikanan melalui hilirisasi industri juga merupakan prospek yang menjanjikan. Dengan mendorong UMKM untuk mengolah hasil panen menjadi produk kemasan yang modern dan higienis, nilai jual akan meningkat dan membuka lapangan kerja baru. Didukung oleh pemerintahan desa yang progresif dan berwawasan ke depan, serta semangat komunitas yang kuat, Desa Bawang memiliki semua modal yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dan merealisasikan potensinya. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Desa Bawang berpotensi menjadi contoh sukses sebuah desa agraris yang modern, mandiri, dan sejahtera.